Sejarah Desa

26 Agustus 2016
Administrator
Dibaca 952 Kali

Negeri Hative Besar

          Rumphius Mencatat bahwa Hative merupakan negeri kristen yang tertua dan orang – orang hative selalu dekat dengan orang – orang portugis dan menolong mereka melawan hitu. Hative terletak diseberang teluk ambon pada pulau yang besar (maksudnya jazirah leihitu), disebelah timur dari laha dekat sungai waipia. Hative terkenal kuat di laut, dan merekalah yang pertama kali memandu orang- orang portugis ke jazirah leitimor sampai mereka mendirikan kota benteng mereka (maksudnya kota laha), kemudian orang – orang hative ikut berdiam dekat benteng di sebelah barat daya tidak jauh dari pantai dekat muara sungai batu gajah.

            Diperintah orang kaya Gaspar de Fretes. Saudaranya Jooan Pays ( Jan Payis ) adalah sekretaris dari Dewan Landraad. Ia sangat terkenal namun karena diduga berhubungan dengan musuh – musuh kompeni belanda maka tahun 1953 ia dihukum mati. (Rumphius, Ambonsche landbestchrijving, 1983, hlm. 67).

            Kemudian diganti oleh Andries de Fretes atau pramaijn. Ia menempati tempat ketiga belas dalam landraad yang mana sebelumnya hative menduduki tempat kelima dalam dewan ini. Kemudian hari hative diperintah oleh orang kaya Dominggus Ussiperssi.

            Arti dari nama Hative adalah kuat atau “pintar” (verstandig), (Rumphius, hlm. 67).

  1. Asal- Usul Penduduk dan Terbentuknya Negeri

Orang – orang hative menuturkan bahwa datuk – datuk mereka berasal dari pulau seram. Diceritakan bahwa Alaputila dari rumah tua Moal berasal dari Ruaybessy di Huamual datang ke hative kecil di mana di sana sudah ada rumah tua asli hative, juga telah tiba Tutuitu dari Caluway di seram.

            Setelah beberapa lama berdiam di sana, tempat di sana dianggap tidak memadai. Karena itu mereka berpindah ke seberang dekat CapayLisatelu, waktu itu kepala dari kampung Erihatu, dan bersama – sama membentuk negeri Hative (besar)

Sisa penduduk yang kecil di negeri lama Amayutalla yang merupakan Hative Kecil kemudian bergabung dengan Halong.  Dengan demikian dapat dicatat bahwa negeri Hative mempunyai dua orang pimpinan utama yaitu Alaputila dan Capaylissatelu, masing – masing mempunyai dua kampung bawaan. Suatu saat terjadi pertetangan antara kedua tokoh mengenai pemerintah, masing- masing ingin berkuasa. Ketika orang portugis tiba di teluk ambon,  Alaputila berhasil mendapatkan kepercayaan mereka, akhirnya Capaylissatelu ditangkap dan dibawah ke Malaka. Sesudah itu memerangi dan menaklukan hative. Karena tidak tahan terhadap kekuasaan hitu,  maka Alaputila alias Parmaijn  bersama anak buahnya termasuk orang- orang Tawiri pergi ke Malaka dan Goa untuk meminta bantuan.

                        Orang – orang portugis waktu itu telah diusir dari pantai Hitu. Gubernur portugis menerima Alaputila dengan baik dan menjanjikan bantuan, namun Lissatelu alias Capay meninggal di Malaka dan juga Alaputila alias Parmaijn.

                                    Keduanya meninggal di rantau padahal negeri mereka belum menikmati perdamaian. Janda dan Capay yang telah dibaptis dan bernama Donna Jubel kembali ke ambon dengan pengikut-pengikutnya. Adik Capay bernama Don Manuel menjadi kepala atau raja pertama negeri Hative. Ia sangat setia pada agama Kristen, juga keluarga Alaputila. Ia diganti oleh anaknya Manuel Castanya, yang hidup sampai belanda memerintah, dan pada usia lanjut dia meninggal dunia di Batavia tahun  1628. Mayatnya di pulangkan ke Ambon dan dimakamkan di gereja kota Ambon. Karena tidak mempunyai keturunan laki-laki, pemerintahan kembali ke rumah tua Alaputila Parmaijn yaitu Laurenso Marcus, anak dari Don Marcus yang pernah ke Holang  bersama Halaene. Pemerintahan atau bangsa perintah tetap pada mata rumah Alaputila. Don Marcus mengganti nama tua Alaputila dengan nama Laccatua (peminum darah).

                                    Mengenai para kepala yang memerintah Hative selanjutnya dapat dicatat sebagai berikut :

  • Laurenso Marcus
  • Gaspar de Fretes, sepupu

Pada waktu perang, Hitu dituduh oleh Gubernur Gerald Demmer menyembunyikan orabg Allang (musuh kompeni belanda) sehingga dipecat.

  • Joan Pays, sekretaris Landraad yang sangat terpandang oleh Gerald Demmer, namun menjalani hukuman pancung leher karena berkhianat.
  • Andries de Fretes alias Parmaijn
  • Hendrik de Fretes
  • Manuel de Fretes, alias Pati Cone, dan dianatara yang berpengaruh juga ialah Johan Pays alias Ussipessi.

Hative (Besar) terletrak di bukit Erihatu, seitar setengah mil dari pantai. Sebelah timur berbatasan dengan sungai Waypia dan agak sebelah Barat dengan negeri Tawiri. Di Timur berbatas dengan Hukunalo dengan sungai Wayame, di sebelah darat dengan tanah-tanah Senolo. Di zaman perang mereka berdiam di gunung  Awarhuku, sbelah barat laut benteng Victoria. Pantai antara Hukunalo sampai Laha dialiri banyak sungai,m yang terpenting adalah Wailaka yang terbesar dekat Laha, Taviri di Taviri Lama, danb selajutnyua Waipia bvesar dan kecil yang nerhulu di gunung Tihu dengan batu poan (terra sigillata) terbalik. Selanjutnya sungai Wailaa, Asuru dan besart Wai-lla dekat Hukunalo( Rumahtiga).

Kampung atau negeri dari Alaputila ialahg Moal sendiri. Yang lain Nunumete dan bersama-sama disebut Moal Ukuarua. Keluarga Parmaijn ini rupanya memisahkan diri dari Uli Wakal karena pebedaan agama. Kampung Lissatela atau Capay terdiri atas tiga kampung kecil yaitu:

  1. Eri Nolonarima dibawah Lissatelu
  2. Hative Tutuhitu, kampung dari guru Thomas Rodrigos (guru sekolah yang pertama).
  3. Hunaru atau Hukonaru, dahulu memisahkan diri dan bergabung dengan Wakal karena tidak mau masuk Kristen.

Ketiga kampungf ini disebut Oecutoroemahu (Ukuterumahu) dan Siariu.

 

  1. Struktur masyarakat

Negeri Hative yang telah berada di tepi pantai sekarang ini merupakan kesatuan dari kampung- kampung di gunung tersebut, terdiri dari dua buah Soa dengan matarumah-matarumah Tua sebagai berikut:

 

NO

Nama Soa

Matarumah

Nama Teon

Gelar/Upu

I

 

 

 

 

II

 

 

 

 

 

 

III

Moal Ukurua (Molokorua)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Malokoteru (Lissateru)

- Nunumete

- Mahubessy

- Helaha

- Syatauw

 

- Uspessy (Usupessy)

- Lawansuka

- Matitahatiwen

- Lakatua

- Talahaturuson

- Warella

 

- Tuhuleruw

- Lelapary

- Lestamu (Laisatamu)

- Restaru (Risteru)

- Katanya

- Pelasale Rumasina

- Lenalatu Rumaroni

- Makaeli Rumaleicata

- Maureli Rumamandalesi

 

- Maureli Rumamandalisa

- Rusaseli Rumatole

- Pelpeung Rumamanlawat

- Maureli Rumamandalisa

- Rurusuwe Rymahtulis

- Pamua Makahina

 

- Resulesi Rumatole

- Polpesi Rumatole

- Makaeli Rumaleicata

- Makaeli Rumaleicata

- Polpessy Rumatole

- Seu

- Talasi

- Amu

- Seu

 

- Seu

- Sama

- Tita

- Seu

- Tala

- Seu

 

- Amu

- Mahu

- Amu

- Amu

- Sama

 

 

Yang menjadi Bangsa Perintah berasal dari matarumah Nunumete (Alaputila). Para kepala Soa berasal dari matarumah Warella, Siatauw, Maatitahativen dan Lestamu, sedangkan rumah adat beliau negeri tidak jelas nama teonnya.

  1. Hubungan Pela dan lain-lain

Hative Besar dan Hative Kecil mengaku sebagai adik-kakak. Semula mereka satu negeri di jazirah Leitimor, perang dengan negeri soya yang memisahkan mereka.

Kapitan Sarmalenet (banjir darah) Tuhuteru (Tuhuleruw) tewas di pandan kasturi. Dituturkan oleh tua-tua Adat bahwa perang itu terjadi karena perebutan kekuasaan di laut.

Setelah berdamai maka Hative diakui berkuasa di laut (mengelola siput dan ikan), sedangkan Soya berkuasa di darat (mengelola pohon-pohon damar). Hative ber-pela dengan Nusaniwe dan Haria (pulau saparua),. Mengenai pela dengan negeri Haria ini sejarahnya sudah tidak jelas, namun kedua negeri mengakui ada hubungan pela gandong dan dilarang saling mengawini. Selain itu ada hubungan persaudaraan pula dengan negeri Eri dalam bentuk pela Manuei (kunyandu atau ipar) karena Hative membantu Eri dalam perang melawan Naku.

Demikian pula dengan negeri Wakal dan hubungan kekeluargaan dengan mata rumah Maatitahativen di Hative Besar dengan matarumah Hehuwat di Tawiri dan Malawat di Mamala ada hubungan keluarga dari satu Rumahtua. Tentang terjadinya hubungan Pela dengan Nusaniwe dapat dilihat pada sejarah negeri Nusaniwe sebelumnya.

Hative Besar termasuk dalam persekutuan masyarakat Ulisiwa (Patisiwa). Daerah ini pernah disebut “Animata Tutu Hitu” artinya Hitu bagianb Selatan. Kepala-Kepala Dati maupun Dusun-Dusun Dati tercatat dalam Register Dati tahun 1814.